Bagaimana saya tahu, jika saya harus menikah dengan pacar saya?
Memutuskan untuk menikahi seseorang adalah keputusan terbesar kedua yang kamu pernah ambil, setelah keputusan mengikut Kristus. Besarnya nilai mutlak dari keputusan menikah adalah mengejutkan! Kamu mengambil seseorang yang dengannya kamu akan menghabiskan sisa hidupmu selama lebih dari lima puluh tahun. Kamu memilih seseorang, yang dengannya kamu akan menjadi orang tua. Kamu memilih seseorang, yang akan mempengaruhi sebagian besar dari hudupmu. Jika kamu merasa sedikit berlebihan harapan dari keputusan ini, kamu sepenuhnya akan bersentuhan dengan kenyataan!
Bersyukurlah kamu mempunyai Gembala Yang Baik, yang akan memimpinmu. Ia mengenal dirimu lebih dari pada kamu menganal dirimu sendiri. Ia mengenal secara utuh orang yang menjadi pacarmu. Karena Tuhan mengetahui semuanya, kamu adalah orang yang tidak waras jika kamu tidak meminta pertolongan-Nya dalam keputusan yang penting ini!!!
Langkah pertama untuk mengenali bahwa pacarmu adalah orang yang Tuhan ingin kamu nikahi adalah kembali kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk memperlihatkan kehendak-Nya padamu. Datang kepada Tuhan dengan “satu lembar kertas kosong” dan biarkan Dia “menulis kisah cintamu.”
Ketika saya masih SMA, saya memiliki seorang konselor yang menjadi pembimbing saya, bernama Tuan Snadden. Saya membutuhkan tanda tangannya di bawah jadwal saya untuk mendaftar pelajaran yang saya ambil. Ia seharusnya memberikan saran dan memimpin saya. Saya pergi ke kantornya dan ia benar-benar tahu apa yang saya iniginkan. Saya tidak mau menerima masukan darinya dan hanya inigin ia memberikan tanda tangannya. Saya yakin, saya berada didaftar siswa yang sulit, yang mempengaruhinya untuk segera pension.
Terkadang kita bertingkah laku seperti itu kepada Tuhan. Kita tahu apa yang inginkan; kita hanya perlu meminta Tuhan masuk kedalamnya, benar? Tidak, kita harus mencari KEHENDAK TUHAN dan bersedia untuk mentaati apa yang Dia perlihatkan kepada kita. Kita tidak dapat datang kepada Tuhan dengan sikap “Perlihatkan kehendak-Mu, dan saya akan berpikir apakah saya mau mengikutinya atau tidak!” Kita berada di jalur yang benar ketika kita menginginkan kehendak Tuhan lebih dari kita menginginkan pacar kita.
Ketika anak perempuan saya, Meredith, berpacaran dengan seorang laki-laki muda bernama Randy, saya bertanya kepada anak saya apakah ia berpikir bahwa Randy mungkin adalah laki-laki yang akan ia nikahi suatu hari nanti.
Ia berkata, “Mam, seperti ini,” lalu ia membuka palmnya dan mengambil pena palmnya it. “Tangan saya terbuka untuk menerima Randy dari Tuhan, tetapi tangan saya terbuka untuk membiarkan Tuhan mengambil Tandy jauh dari saya.” Saya selalu mengingatkan demonstrasi visual yang ada di palmnya itu, itu benar-benar menggambarkan hatinya yang terbuka. Kepalan tangannya tidak mencengkram sekitar Tandy. Ia siap untuk menerima apa yang Tuhan berikan baginya, tetapi ia juga siap untuk melepas apa yang Tuhan tidak berikan baginya.
Akhirnya Meredith dan Randy menikah, dan saya sering berbagi percakapan saya dengan Meredith kepada orang yang mencari kehendak Tuhan untuk pernikahan. Mempikan dirimu dengan sebuah palm yang terbuka dan memandang ke surge, siap untuk menerima, tetapi siap juga untuk melepaskan.
Carilah kehendak Tuhan untuk kehidupan cintamu melalui doa. Perkuatlah keinginanmu untuk mengetahui kehendak-Nya dan mengikuti rencana-Nya. Mintalah Dia menjagamu dalam semua keputusan yang penting. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Dia akan meluruskan jalanmu!” (Amsal 3:5-6).
Mintalah Tuhan untuk memberikan lampumerah jika kamu dan pacarmu tidak akan menjadi pasangan pernikahan yang baik. Mintalah Dia untuk membuat kamu berhati-hati terhadap masalah atau ketidakmampuan yang akan membuat kamu berhenti membuat keputusan dengan konsekuensi yang besar. Mintalah Tuhan untuk memberikan lampu hijau kepadamu jika. Dia memimpin kalian berdua dan ingin kamu melangkah ke depan pada arah pernikahan.
Pertanyaan Kunci untuk Pasangan
Di bawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan untuk ditanyakan kepada dirimu sendiri:
· Apakah akmu berbagi iman yang sama dan tingkat komitmen yang samau untuk iman itu? Dapatkah kamu memuji Tuhan bersama di gereja yang sama? Bagaimana kamu mengelola uangmu, ketika kamu masuk kedalam krisis dan banyak sekali pilihan hidup yang dapat mengeluarkan kamu dari imanmu? Pastikan kalian berdua berada di halaman yang sama dari kerohanian. 2 Korintus 6:14 akan menolong kita untuk mengerti bahwa orang percaya tidak menikah dengan orang yang tidak percaya. Kita harusnya tidak mencari bimbingan di area yang Tuhan katakana secara jelas kepada kita di Alkitab.
Jika kamu adalah seorang Kristen dan pacarmu bukan Kristen, Tuhan telah memberikan jawabannya kepadamu. Kamu tidak menikahi orang yang tidak berbagi di dalam iman kekristenanmu. Terkadang sulit untuk megukur kedewasaan rohani. Seorang mempunyai saat teduh secara teratur dan kehidupan doa yang mendalam, yang lain mempunyai hati yang besar untuk keadilan sosial dan membantu orang miskin. Seorang yang seperti terlihat berlawanan dengan Kristus, yang lain memiliki absensi yang baik pada jam pemahaman Alkitab dan ibadah gereja. Lihatlah pada jalan hidupmu! Apakah kalian tumbuh mendekat kepada Tuhan dan mencari untuk serupa dengan Yesus? Apakah kamu dekat dengan Tuhan sebagai hasil dari hubunganmu?
· Apakah Waktu bersama, memberimu kekuatan atau kekeringan? Setelah kamu menghabiskan beberapa jam bersama, apakah kamu merasa hidup dan utuh, atau kamu merasa habis dan kosong, seperti kamu inigin keluar ingin keluar dan mengisi kembali bateraimu?
· Apakah akademismu atau hasil pekerjaanmu menjadi lebih baik sebagai hasil dari hubungan ini? Bulan-bulan awal dari jatuh cinta dapat membuatmu menggerakan sendi-sendimu dan melempar hidupmu ke luar dari kitler, tetapi pada waktunya perhatikanlah, jika huunganmu menghabiskan begitu banyak waktu dan pekerjaan rumah/ sekolah atau pekerjaan merosot! Berada di suatu hubungan yang sehat harusnya mengeluarkan yang terbaik dari dirimu dan juga usaha kerasmu di luar hubungan itu!
· Apakah teman-teman dan anggota keluarga yang dapat dipercaya berpikir bahwa kamu cukup baik untuk pasanganmu dan sebaliknya? Sering kali orang yang mengenal kamu dengan baik dapat melihat ke dalam hidupmu dan melihat apa yang tidak kamu lihat. Dapatkan pendapat dari orang tuamu, pendeta, teman sekamar, dan teman-teman Kristenmu. Jika kamu tidak dapat berbicara dengan orang tuamu, carilah nasihat dari pasangan yang lebih tua darimu yang kamu kagumi.
· Apakah kamu bebas menjadi dirimu sendiri? Apakah kamu mencoba mengubah kepribadianmu menjadi seseorang yang bukan kamu? Jika pacarmu inigin kamu untuk diam dan selalu mengalah padahal kamu sebenarnya berpendirian keras dan terbuka, perhatikanlah itu! Kamu dapat menutupi dirimu, tetapi tidak untuk seumur hidupmu!
· Dapatkah kamu hidup bahagia dengan pacarmu, bahkan jika ia tidak berubah? Masuk ke dalam dunia pernikahan dengan rencana untuk mengubah pasanganmu sangatlah berbahaya! Semua orang pasti memiliki ketidaksempurnaan, tetapi apakah kamu dapat hidup degannya?
Ketika saya dan suami saya berpacaran, ia sering kali terlambat. Saya membelikan dia jam tangan yang sedikit membantu. Saya memutuskan bahwa kebiasaannya terlambat bukanlah masalah yang besar buat saya. Suami saya berharap saya sedikit lebih kuat dari tetakanan ketika kami bekerja melewati masalah, tetapi ia memutuskan bahwa ia dapat hidup dengan hal itu. Saya hidup dengan ketidaksempurnaannya dan ia hidup dengan ketidaksempurnaan saya.
· Apakah pasanganmu berkomitmen untuk pertumbuhanmu sebagai pribadi, professional, secara rohani, dan fisik? Apakah kamu bersedia bekorban untuk pengembangannya? Pernahkah ada panggilan untuk saling berkorban, menolong satu dengan yang lain menjadi seperti Kristus. Pastikan hal ini berjalan dua arah. Pengorbanan satu arah tidaklah baik!
· Apakah kamu pernah saling bertemu dengan orang tua dan keluarga besar pasanganmu? Lihat pada orang-orang ini dan pikirkanlah bahwa kamu mungkin akan menghabiskan 50% hari natalmu bersama mereka. Kamu tidak hanya menikah dengan pacarmu, kamu menikah dengan seluruh keluarganya jika salah satu dari kalian mempunyai orang tua yang sulit kalian berdua butuh untuk menghadapi tantangan itu bersama. Dapatkah kamu mulai dari hubungan dengan seorang saudara yang sulit? Apakah kamu merasa didukung oleh pasanganmu dalam menjalin hubungan dengan orang itu?
· Apakah mimpi hidupmu cocok degannya? Jika seorang laki-laki berencana untuk menjadi seorang petani kacang kedelai di perkebunan keluarga dan pacarnya ingin hidup di sebuah kota, mungkin mimpi hidup mereka tidak cocok. Jumlah anak yang ingin kamu miliki, jumlah tenaga yang ingin kamu berikan untuk kariermu, pentingnya uang. Dedikasihmu untuk pelanyanan dan area geografis dimana kamu ingin hidup, semua ini adalah susunan bentuk pilihan dari mimpi hidupmu.
· Dapatkah kalian berdua menyelesaikan konflik dengan baik? Apakah kalian saling mendengar pandangan masing-masing, mencoba mengerti dan mencari jalan tengah yang terbaik? Setiap pernikahan akan mempunyai konflik. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik degan baik adalah faktor untuama dalam menentukan apakah pernikahan akan sampai seumur hidup. Pasangan yang mempunyai banyak pertengkaran yang tidak terselesaikan dan menyelesaikan kinflik degan cara yang salah berada dalam bahaya besar. Jika kamu punyai masalah
· Apakah kalian dapat saling jujur satu dengan yang lain? Adakah sesuatu yang kamu sembunyikan dari pasanganmu? Jika kamu menyimpan kebenaran karena kamu takut hal itu dapat membahayakan hubungan, ini adalah masalahnya! Jika pasanganmu berbohong kepada teman sekamarnya, orang tua, atau pemimpin rohani, maka akhirnya ia akan berbohong kepadamu. Pernikahan harus dibangun di atas kepercayaan. Sangat penting untuk menciptakan hubungan yang aman untuk bersikap jujur. Integritas berarti mempunyai keberanian untuk jujur!
· Apakah kamu saling percaya untuk saling setia, ketika kamu berpisah untuk sementara? Orang yang menikah sering kali menemukan diri mereka berada di kota yang berbeda, untuk perjalanan bisnis, kebutuhan medis yang dibutuhkan oleh orang tua yang sudah lanjut usia, dan lain sebagainya. Kamu perlu yakin bahwa kamu dan pasanganmu akan saling setia. Jika salah satu darimu tidak setia, mintalah bantuan dari pendeta atau konselor untuk membantumu masuk ke dalam inti masalah dan menyelesaikannya!
· Apakah kamu menikmati pertemanan yang sederhana, seperti pergi ke supermarket untuk beli sampo dan pasta gigi? Banyak waktu di dalam pernikahan yang akan dihabiskan dalam hal-hal yang umum dari kehidupan seperti berlari santai darpada melakukan dosa.
· Apakah kamu saling menghormati dan mengagumi? Perhatikan, saya tidak bilang cinta! Adalah mungkin untuk mencintai seseorang, tetapi tidak menghormati orang itu saling menghormati sangat dibutuhkan untuk pernikahan yang sehat!
· Apakah kamu dapat melihat ke luar sebgai pasangan, sama seperti melihat ke dalam? Yang saya maksud adalah apakah kamu dapat menerima orang lain dalam kesatuan kasihmu? Jika kamu merasa begitu eksklusif dengan pasanganmu, mulailah menjadi seperti pasangan biasa. Saya memikirkan tentang cinta yang saya dan suami saya miliki, seperti member pengaruh pada kamu agar juga mengundangn orang lain untuk berbagi kehangatan dan kebersamaan.
By : Midy Meier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar